Dibalik keeksotisannya ternyata Danau Kalimpaa atau biasa dikenal dengan sebutan Danau tambing
Selain itu, di kalangan para pecinta alam, Danau Tambing
dikenal dengan cerita mistisnya, mau percaya atau tidak, kembali ke pribadi
masing-masing.? Danau dengan dengan luas kurang lebih 6 hektare itu, berkembang
cerita dihuni oleh seorang wanita cantik yang dikenal dengan sebutan ‘Putri Biru’.
Konon, ketika Danau Tambing belum seramai seperti sekarang
ini atau sekira tahun 1990an, Putri Biru sering menampakan diri kepada beberapa
pengunjung ( rata-rata anak PA= Pecinta Alam ) di danau itu, khususnya para wanita.
Awalnya para pendaki wanita akan melihat sang putri tengah
asyik bermain di tengah danau, kemudian si pendaki akan mengalami kerasukan dan
secara spontan raganya akan berlari ke arah danau.
Menurut pengakuan dari beberapa orang, si pendaki ataua anaka PA yang
kerasukan itu melihat bahwa dia sedang dipanggil oleh sang putri yang parasnya
sangat cantik, maka dibawah alam sadarnya, mereka yang kerasukan akan mengikuti
panggilan itu dan hendak berlari ke tengah danau.
Peristiwa tenggelamnya warga Desa Sedoa di tahun 2012 dan
salah seorang anggota Pecinta Alam di Balane pada Juni 2018 (tanggal 24), juga
tak lepas dari cerita mistis tersebut, sebagian orang berargumen bahwa penunggu
Danau Tambing sedang meminta korban.
Tim SAR Palu sedang mencari korban yang tenggelam di Danau Tambing pada 24 Juni 2018. FOTO:AMAR |
Informasi yang diperoleh, kronologis korban yang tenggelam
pada 2012 silam, kala itu korban sedang mencoba berenang menyeberangi danau
tersebut, namun ketika berada ditengah danau korban tiba-tiba tenggelam,
seperti ada yang menghisapnya ke dalam danau.
Begitu pun dengan cerita korban yang lain, saat itu korban
sedang bermain rakit lalu tiba-tiba tercebur dan ketika tanganya meraih rakit,
teman korban sempat melihat tubuh korban menggigil sangat kencang, tangan
korban sempat meraih pinggiran rakit namun tidak lama kemudian langsung masuk
ke dalam air.
Korban pertama ditemukan lima hari kemudian, sementara korban
yang kedua ditemukan 3 hari kemudian, setelah dilakukan pencarian oleh tim SAR.
Menurut rim SAR, korban ditemukan di kedalaman 5 meter dengan kondisi sebagian
tubuh korban telah tertimbun lumpur.
Terlepas dari cerita mistis diatas, peristiwa tenggelamnnya
orang di Danau Tambing, harusnya dijadikan instropeksi bagi para pengunjung,
khususnya kalangan pecinta alam di Sulteng yang “mungkin” sudah paham betul
dengan kondisi di danau itu.
Larangan mandi atau berenang ataupun bermain (rakit atau
perahu) di danau itu, baiknya diindahkan. Karena situasi di lokasi itu, sangat
sulit diprediksi, bahkan suhu airnya yang dingin dapat membuat suhu tubuh
manusia bisa berubah drastis dan terserang hipotermia.
Menyikapi dua kejadian itu, agar tidak terulang lagi, pihak
berwenang dalam hal ini pengelola Danau Tambing disarankan lebih tegas soal
aturan, khususnya larangan mandi dan semacamnya di danau. Jika memasang papan
larangan di sekitar danau, baiknya sejalan dengan pengawasan intens petugas
lapangan.
Selain itu, harus ada sanksi tegas bagi yang melanggar aturan
selama berada di Danau Tambing atau selama berada di Kawasan Taman Nasional
Lore Lindu pada umumnya. Pengunjung pun diminta bisa menjaga kebersihan dan kelestarian
Danau Tambing, jangan mentang-mentang bayar tiket (hehehe),terus berbuat
seenaknya. Salam Lestari..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar