Pasca Hilangnya Pencari Damar dan Rotan
Pasca hilangnya warga di Desa Sidoa dan Desa Tamadua Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso atau dikenal dengan lembah Napu. Pada Sabtu, 24 Januari 2015, saya dan teman saya (Iphan), iseng-iseng untuk mengunjungi Danau Kalimpaa atau biasa disebut Danau Tambing, di kawasan Taman Nasional Lore Lindu ((TNLLL), Sulawesi Tengah. Tempat ini, memang kebetulan tidak jauh dari Desa Sidoa.
Dari Kota
Palu, kita memutuskan untuk berangkat pada pukul 13.30 wita, karena kita lebih
memilih untuk jalan santai (banyak istirahat), maka kita tiba daerah tambing
sekira pukul 17.00. Padahal dalam waktu normal, jarak tempuh Palu-Tambing,
hanya sekira 3 jam.
Begitu tiba,
di Danau Tambing, suasana ditempat itu sepertinya sangat mencekam, yaccch
mungkin karena sugesti diri saya sering membaca berita mengenai hilangnya warga
di Napu itu.
Memang
kondisi pada saat itu sedikit berbeda, warga yang biasanya melintas ditempat
itu, sudah tidak lagi memilih untuk beristirahat karena mungkin sebagaian besar
warga kuatir, apalagi hari sudah mulai gelap.
Hal ini,
juga sangat dirasakan dan berdampak dengan aktivitas para penggiat alam bebas,
yang sebelumnya hampir setiap akhir pekan,mendatangi dan bermalam (camping) diseputar
danau, namun pasca peristiwa itu hampir tidak ada orang yang melakukan kegiatan
alam bebas diseputar Danau Tambing, terlebih di Puncak Dingin, Gunung Rore
Katimbu, Gunung Torenali dan beberapa tempat lainnya disekitar situ.
Walaupun
tidak ada larangan dan imbauan tertulis mengenai larangan mendaki maupun
camping diseputar kawasan TNLL, namun para penggiat alam bebas di Sulteng lebih
memilih untuk tidak melakukan aktvitas di tempat itu, sampai situasi betul-betul
dinyatakan aman.
Hilangnya
warga yang sehari-hari bekerja mencari
damar dan rotan itu, diduga dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata di Poso,
yang kini mulai menjelajah ke pegunungan TNLL, karena sudah mulai kesulitan
mendapatkan makanan atau dalam keadaan survive.
Banyak
analisa dan prediksi dari teman-teman pecinta alam di Palu yang menyatakan,
bukan tidak mungkin para kelompok sipil bersenjata itu, masih diam di wilayah
TNLL. Dengan kondisi itu, beberapa penggiat alam bebas memilih Gunung Nokilalaki
(2535 Mdpl) sebagai tujuan untuk
refresing dan kegiatan lainnya, walaupun diketahui bahwa gunung itu masih masuk
dalam kawasan TNLL.
Akhirnya,
saya hanya mengingatkan kepada teman-teman,untuk beberapa saat (sampai situasi
aman), sebaiknya jangan dulu melakukan aktivitas pendakian seorang diri, lebih
dari lima orang lebih baik, dan sebaiknya memilih tempat yang lebih aman,
bahkan kalau perlu buka jalur baru yang jauh dari gerakan kelompok sipil
bersenjata, tentunya yang lebih menantang..???heheheheeh. Thanks..
Never Stop Adventure,
Lestari..!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar