Selasa, 10 Februari 2015

Aktivitas Pendaki di Danau Tambing Sepi


Pasca Hilangnya Pencari Damar dan Rotan


 Pasca hilangnya warga di Desa Sidoa dan Desa Tamadua Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso atau dikenal dengan lembah Napu. Pada Sabtu, 24 Januari 2015, saya dan teman saya (Iphan), iseng-iseng untuk mengunjungi Danau Kalimpaa atau biasa disebut Danau Tambing, di kawasan Taman Nasional Lore Lindu ((TNLLL), Sulawesi  Tengah. Tempat ini, memang kebetulan tidak jauh dari Desa Sidoa.
Dari Kota Palu, kita memutuskan untuk berangkat pada pukul 13.30 wita, karena kita lebih memilih untuk jalan santai (banyak istirahat), maka kita tiba daerah tambing sekira pukul 17.00. Padahal dalam waktu normal, jarak tempuh Palu-Tambing, hanya sekira 3 jam.
Begitu tiba, di Danau Tambing, suasana ditempat itu sepertinya sangat mencekam, yaccch mungkin karena sugesti diri saya sering membaca berita mengenai hilangnya warga di Napu itu.
Memang kondisi pada saat itu sedikit berbeda, warga yang biasanya melintas ditempat itu, sudah tidak lagi memilih untuk beristirahat karena mungkin sebagaian besar warga kuatir, apalagi hari sudah mulai gelap.
Hal ini, juga sangat dirasakan dan berdampak dengan aktivitas para penggiat alam bebas, yang sebelumnya hampir setiap akhir pekan,mendatangi dan bermalam (camping) diseputar danau, namun pasca peristiwa itu hampir tidak ada orang yang melakukan kegiatan alam bebas diseputar Danau Tambing, terlebih di Puncak Dingin, Gunung Rore Katimbu, Gunung Torenali dan beberapa tempat lainnya disekitar situ.
Walaupun tidak ada larangan dan imbauan tertulis mengenai larangan mendaki maupun camping diseputar kawasan TNLL, namun para penggiat alam bebas di Sulteng lebih memilih untuk tidak melakukan aktvitas di tempat itu, sampai situasi betul-betul dinyatakan aman.
Hilangnya warga yang sehari-hari  bekerja mencari damar dan rotan itu, diduga dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata di Poso, yang kini mulai menjelajah ke pegunungan TNLL, karena sudah mulai kesulitan mendapatkan makanan atau dalam keadaan survive.
Banyak analisa dan prediksi dari teman-teman pecinta alam di Palu yang menyatakan, bukan tidak mungkin para kelompok sipil bersenjata itu, masih diam di wilayah TNLL. Dengan kondisi itu, beberapa penggiat alam bebas memilih Gunung Nokilalaki (2535 Mdpl) sebagai tujuan  untuk refresing dan kegiatan lainnya, walaupun diketahui bahwa gunung itu masih masuk dalam kawasan TNLL.
Akhirnya, saya hanya mengingatkan kepada teman-teman,untuk beberapa saat (sampai situasi aman), sebaiknya jangan dulu melakukan aktivitas pendakian seorang diri, lebih dari lima orang lebih baik, dan sebaiknya memilih tempat yang lebih aman, bahkan kalau perlu buka jalur baru yang jauh dari gerakan kelompok sipil bersenjata, tentunya yang lebih menantang..???heheheheeh. Thanks..
Never Stop Adventure, Lestari..!!!!!!!